Posted in Kids & Parenting, Random Thought

Belajar Menjadi Orang Tua

Berangkat dari statement bahwa ‘tidak ada orang tua yang sempurna’, entah sebagai ibu yang selama 24 jam berada di rumah dengan anaknya, ataupun menjadi ibu yang memutuskan untuk bekerja di luar rumah, masing-masing ibu punya cara ideal dan dianggap terbaik dalam mengasuh anak.

Tidak ada pelajaran atau kelas untuk menjadi orang tua yang ideal. Namun untuk menjadi manusia yang bermanfaat, prinsip long life learner memang diperlukan. Artinya, sepanjang hayat kita ya merupakan proses belajar terus-menerus. Termasuk ketika kita menjadi orang tua yaitu ibu bagi anak-anak kita.

Salah satu alasan kenapa perlu belajar menjadi orang tua adalah karena pola pengasuhan anak yang akan selalu dinamis, dari jaman ke jaman. Apa yang dulu kita dapatkan dari ortu, bisa jadi kurang pas jika kita terapkan buat anak-anak kita di masa kini.

Di masa kecil saya dulu, mungkin belum tren seminar-seminar dengan tema parenting. Kata-kata larangan seperti ‘awas’, ‘jangan’, atau ancaman-ancaman supaya anak patuh jadi makanan sehari-hari. Dan setelah dewasa saya merasakan efeknya dalam pembentukan kepribadian saya.

Bukan bermaksud men-judge pola asuh jaman dulu. Karena nyatanya tanpa seminar ataupun info-info seputar parenting pun, toh ortu juga sukses menjadikan  kita sebagai manusia dewasa yang bisa survive. Bisa menjadi pribadi yang seperti sekarang.

Hanya saja, tiap masa ada dinamikanya, di mana tantangan yang dihadapi ortu dulu mungkin tidak seberat sekarang. Dulu jaman kecil, main di tempat yang jauh dari rumah tanpa ditemani orang dewasa juga tidak ada kekuatiran ortu bahwa anaknya akan diculik. Makan jajanan pinggir jalan ortu juga ngga kuatir adanya bahan pengawet kayak boraks, atau dicampur narkoba. Dan anak masih bebas nonton tv karena acara televisi belum semenyeramkan saat ini.

Jadi, menjadi hal yang penting bagi ibu khususnya, untuk menggali informasi, membaca dan mencari tahu bagaimana sih mengasuh anak supaya kita bisa memaksimalkan potensinya, membentuk karakter dan kepercayaan dirinya, mengembangkan empati, toleransi, dan sosial emosional terhadap lingkungan sekitarnya, supaya kelak anak-anak kita bisa survive hidup di lingkungan dengan kondisi seperti apapun.

Ada seorang teman bilang: “udahlah, ngga perlu sibuk ikut seminar atau baca buku-buku parenting, membesarkan anak itu ngga perlu pake teori-teori”. Menurut saya, perlu. Sangat malah. Ada banyak sekali informasi tentang perkembangan anak yang mungkin tidak dan belum kita ketahui. Misalnya kenapa bayi sering menangis di tahun-tahun pertama kehidupannya? Apakah dia termasuk bayi yang cengeng? atau kenapa anak selalu teriak-teriak dalam rumah, sementara anak tetangga qo ngga seperti itu. Atau kenapa ya si kakak seneng banget gangguin adeknya sampe adeknya nangis, atau kenapa anak ngga suka makan nasi kayak kita siy, maunya makan biskuit dan minum susu tok.

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu ngga bisa selesai dengan mengira-ngira, atau malah kita biarkan saja keadaan seperti itu dengan pemikiran, toh namanya juga anak-anak, nanti juga berlalu masa-masa ‘sulit’ itu.

Kenapa jangan dibiarkan ? Segala sesuatu yang dialami anak di awal kehidupannya, terutama sekali di masa balita-nya, itu sedikit banyak akan berpengaruh terhadap kehidupan dewasanya nanti. Anak tumbuh menjadi orang dewasa yang seperti apa, itu dipengaruhi oleh bagaimana perlakuan dan pola asuh yang dia dapatkan saat kecil.

Ada juga yang berpendapat: “jangan keseringan baca status atau tulisan tetang parenting yang sering beredar di sosmed atau sharing dari grup chatting deh, setiap keluarga punya cara yang berbeda dalam membesarkan anak-anaknya dan tidak semua teori parenting bisa diterapkan dalam keluarga kita”. Yaa…bagian yang ini saya ada setuju dan ngga-nya. Menurut saya bacalah segala informasi yang positif berkaitan dengan parenting untuk menambah wawasan, untuk aplikasinya ya kembali ke masing-masing orang tua, mana yang dianggap paling pas dan sesuai dengan kebutuhan serta pola asuh anak di rumah.

Belajar Menjadi Ortu yang Baik dari Mana ?

Saya pribadi percaya kalau belajar tentang segala sesuatu bisa dari mana saja. Kita punya otak yang mampu menalar informasi yang kita dapatkan apakah penting atau tidak penting, perlu atau tidak perlu kita ambil untuk diterapkan di keluarga kita. Jadi, menurut saya sumber ilmu pareting itu misalnya:

Belajar dari Orang Tua Kita

Ilmu parenting pertama kali yang saya dapatkan ya pastinya dari orang tua sendiri termasuk dari mertua. Hasil alias output pola asuh mereka sudah terlihat dari bagaimana dan menjadi seperti apa anak-anak mereka sekarang. Saya tahu bagaimana mengatasi bayi yang sering menangis malam-malam, atau bagaimana memandikan bayi, menyusui, MPASI, cara berbicara kepada anak, mengatasi anak rewel, menengahi anak-anak yang sering berantem, melatih anak toliet training, dan seterusnya adalah pelajaran tanpa kelas yang luar biasa dari orang tua kita. Dan saya juga bersyukur, orang tua saya juga membiarkan saya menentukan pola asuh seperti apa yang saya terapkan ke anak-anak.

Membaca Buku/Majalah

Menjadi orang tua bukan berarti berhenti belajar kan? Jadi baca buku juga tetep… bahkan bisa jadi lewat buku-buku ataupun majalah, kita tahu tentang tren yang terjadi seputar balita/anak misalnya gangguan-gangguan perkembangan yang mungkin jaman kita kecil dulu belum atau masih sangat jarang. Jadi kita bisa mendeteksi sejak dini kalo ada gejala-gejala gangguan tersebut yang dialami anak kita sehingga bisa langsung ditangani. Atau justru dengan paham ilmunya, kita bisa mencegah hal-hal tersebut menimpa anak kita.

Ikut Seminar/Kelas Parenting

Selain mempertimbangkan tema yang relevan dengan kebutuhan, saya biasanya juga melihat pembicaranya dan latar belakangnya seperti apa. Apakah dia memang mumpuni di bidang tersebut. Apakah dia memang pakar dari segi keilmuan atau praktisi. Misalnya seminar tentang anak yang mengalami ‘Speech Delay’. Biasanya selain ada psikolog anak, juga ada sharing dari orang tua yang anaknya mengalamai speech delay. Intinya sih supaya lebih yakin aja kalo yang ngomong itu memang pakarnya 😀

Sharing dari Pengalaman Orang Tua Lain

Beruntunglah kita berada di jaman internet kenceng yang membuat kita jadi lebih mudah terkoneksi dengan siapapun bahkan dengan yang orang tidak kita kenal sama sekali. Informasi-informasi seputar anak dan parenting bisa kita ketahui dari internet misalnya blog-blog yang isinya sharing pengalaman yang dialami ibu-ibu lain dalam mengasuh anaknya, atau dari grup-grup chatting. Kita bisa dengan mudah bergabung dalam komunitas tertentu yang punya pengalaman serupa, jadi semacam sarana untuk saling memotivasi dan menguatkan semangat. Ngga cuma itu, dari hasil ngobrol-ngobrol santai dengan teman atau siapapun yang punya ilmu dan pengalaman lebih mengenai anak, rasanya juga bisa menjadi bahan pembelajaran buat kita kan…

So, mau menjadi orang tua seperti apa kita bagi anak adalah pilihan. Siapapun pasti ingin memberikan yang terbaik buat anak-anaknya dengan caranya masing-masing.

— Keep fighting–

Leave a comment